Novel Baswedan: Korupsi Tidak Hanya tentang Kerugian Keuangan Negara

January 2, 2022

Eks penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menjelaskan korupsi punya makna yang lebih luas dari pada hanyan kerugian keuangan negara.

“Setiap aparatur negara yang mengkhianati mandat yang diterimanya, termasuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara langsung atau tidak langsung, itu sudah termasuk korupsi,” tegas Novel dalam diskusi online bersama Partai Masyumi, Minggu (2/1).

Novel juga menyoroti bahwa perilaku korup yang membudaya menghambat kemajuan negara. Selain itu, secara lebih nyata dampak perilaku korupsi bisa langsung dirasakan oleh masyarakat, seperti pada sektor konsumsi (harga pangan, bahan bakar, dan lainnya) dan layanan umum.

“Korupsi akan berdampak setidaknya kepada tiga hal, yang pertama keuangan negara, selanjutnya kekayaan alam, hingga kepentingan layanan publik,” tutur Novel dihadapan para kader Partai Masyumi.

Novel yang saat ini menjadi ASN Polri khusus dibidang pencegahan korupsi mengatakan bahwa korupsi berefek sangat buruk. Ia memberikan contoh impor pangan yang rutin terjadi di Indonesia dinilai merugikan produsen.

“Ketika ada kebijakan yang menguntungkan pemodal, dan membuat terjadinya monopoli pada pasar, sudah dipastikan ada korupsi di belakang meja di sana,” jelas Novel lebih lanjut.

Turut hadir dalam diskusi online Tantangan Utama Pemberantasan Korupsi yang diadakan Majelis Syura Partai Masyumi, Ketua Majelis Syura Abdullah Hehamahua, Sekretaris Majelis Syura Abbas Thaha, dan jajaran majelis pakar, pengurus DPP, DPW, hingga DPD, dan DPC Partai Masyumi se-Indonesia.

Penulis Rilis: Ananda Puja (Sekretaris DPC Tapos, Depok)