Fenomena “PENG – PENG”/”Wasit Merangkap Pemain” (DI PLN) !

April 30, 2024

FENOMENA “PENG – PENG”/”WASIT MERANGKAP PEMAIN” (DI PLN) !

Oleh : Ahmad Daryoko
Koordinator INVEST.

Julukan “Peng Peng” (Penguasa sekaligus Pengusaha) ini muncul tahun 2014 sbg efek debat antara JK (selaku Wapres) dan DR. Rizal Ramli (Menko Marinvest) dalam konteks Proyek Pembangkit PLN 35.000 MW.

Saat itu Rizal menilai, JK “ngotot” mempertahankan besaran kapasitas Proyek Pembangkit PLN 35.000 MW karena ybs memiliki kepentingan (Kontraktornya ikut bisnis proyek besar tersebut) ! Dengan demikian posisi JK yang mestinya menjadi “WASIT” tapi justru ikut menjadi “PEMAIN” dalam Proyek itu , sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan “Conflict Of Interest” dan menjadikan “product” tidak efisien. Dan untuk kelistrikan akan memunculkan tarip listrik yang sangat mahal yang harus di “tutup” dengan Subsidi Listrik ratusan T !

MULAI KAPAN KARAKTER “PENG PENG” MULAI MUNCUL ?

Kalau mau jujur sebenarnya karakter “Peng Peng” ini mulai muncul sebagai dampak terbitnya UU No 1/1967 tentang PMA (Penanaman Modal Asing). Saat itu Investor Asing yang padat modal dan padat teknologi sangat “menggiurkan” selera Pejabat saat itu. Betapa tidak, karena seorang “oknum” Pejabat atau Keluarganya akan mendapat keuntungan yang besar bila memiliki saham dalam operasional pengolahan seperti tambang emas, perak, natrium, bauksit, alluminium, minyak, gas dsb. Dan untuk memiliki saham Investor tersebut cukup “menggunakan” Kekuasaan, tanpa harus keluar uang sepeserpun. Dan saat itu dapat dilakukan secara leluasa karena mayoritas rakyat masih “awam” terkait Pengolahan Sumber Daya Alam, bahkan sampai sekarang pun “Oknum” Penguasa dengan ” Political Back Up” yang besar dapat melakukan “kong kalikong” dengan para Investor tersebut !

TIDAK DIPERLUKAN IDEOLOGI LAGI.

Retorika Pembangunan dengan dampak “Peng Peng” dan Hutang Luar Negeri yang besar tersebut tidak memerlukan Ideologi semacam “Shinto” (milik Jepang) apalagi Ideologi Islam yang memacu semangat Kemandirian untuk maju !

Dalam dinamika seperti diatas, para “oknum” pejabat akan bergantung pada Kekuasaan sesaat tanpa memperdulikan “genuine” Ideologi.

Sebagai contoh, dapat dilihat secara terang benderang dan nyata dimana ada “oknum” Pejabat yang Partainya saat Orba anti Komunis tetapi justru saat ini memberi kesempatan kepada Kontraktor2 Negara Komunis (China) seperti Shenhua, Huadian, Chengda, Merryland, Shinomach, Chinadatang dll untuk mengerjakan Proyek PLTU PLN dan IPP (“Independent Power Producer”) !

KESIMPULAN :

Adalah benar bahwa perkembangan BUMN STRATEGIS semacam PLN sangat memerlukan partisipasi SWASTA ! Namun bukan Swasta yang tercemari dengan “Tangan Tangan Kotor” Peng Peng atau “Wasit merangkap Pemain”, karena akan menghancurkan PLN ! Sebagai contoh akibat “tangan kotor” PENG PENG , maka muncul dalam PPA (“Power Purchase Agreement”) atau Kontrak Jual/Beli Listrik Swasta dengan PLN sebuah pasal TOP (“Take Or Pay”) atau “Pembangkit kerja maupun tidur” tetap dibayar ! Ini semua akibat adanya “oknum” WASIT (Penguasa) yang mestinya harus mengawasi Kontrak tapi malah ikut “main” !

HANYA SATU KATA !! LAWAN !!
ALLOHUAKBAR !!
MERDEKA !!
✊✊

MAGELANG, 29 APRIL 2024.