MENUJU PARTAI MASYUMI MENJADI ARSITEK PERADABAN INDONESIA
—–
Ahmad Murjoko
Wakil Ketua Umum
Partai Masyumi
…
Studi literatur tentang kajian sejarah mengapa peradaban besar dunia bisa bertahan jatuh dan bangun hingga ratusan ribu tahun ? Dan bahkan bisa hidup dan berkembang sepanjang zaman perlu menjadi perhatian serius bagi para arsitek peradaban berikutnya terutama yang peduli terhadap nasib peradaban Indonesia.
Hal ini karena peradaban besar dunia tersebut seperti peradaban Romawi, Persia, Islam, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu, serta peradaban lokal lainnya di seluruh dunia termasuk di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terimplementasikan dalam sejarah peradaban Jawa, Sunda, Melayu Sumatera dan Kalimantan, Banten, Buton, Bugis, Makasar, Maluku dan Papua, dll terjadi bukan karena faktor kebetulan semata. Tetapi sesungguhnya peradaban tersebut adalah produk “by desain” yang telah ‘diarsiteki” dan dirancang secara apik oleh para perekayasa peradaban masing-masing.
Menurut penulis, terdapat 4 (empat) fase rekayasa peradaban dunia yang dilakukan secara berurutan dan konsisten satu sama lainnya. Artinya bahwa fase awal harus disiapkan terlebih dahulu secara matang dan pasti sebelum fase kedua berikutnya. Begitu juga fase ketiga adalah melanjutkan dan mendukung atas fase kedua seblumnya. Dan yang terakhir fase keempat adalah penjabaran dan mobilisaai atas tiga fase sebelumnya.
Adapun 4 (empat) fase rekayasa peradaban tersebut adalah sebagai berikut :
1. Fase Perumusan nilai-nilai atau idiologisasi.
2. Fase pelembagaan nilai kedalam institusi atau lembaga dan pelembagaan nilai-nilai kedalam seluruh aktifitas peradaban atau fase institusionalisasi.
3. Fase dukungan keteraturan dan pengkondisian ketertiban administrasi atau fase instrumentalisasi.
4. Fase realisasi dan mobilisasi atau fase implementasi dan mobilisasi.
Berdasarkan fase-fase rekayasa peradaban tersebut di atas maka kemudian ambat laun di adopsi oleh para arsitek peradaban berikutnya menjadi rekayasa sosial, rekayasa engineering sains dan teknologi, rekayasa misionaris dan dakwah hingga rekayasa budaya, ekonomi dan politik.
Partai Masyumi sebagai salah satu partai politik di Indonesia dapat pula melakukan rekayasa peradaban Indonesia melalui pendekatan kekuasaan dalam negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 yakni menjadi masyarakat yang adil dan makmur serta menjadi bangsa yang unggul, maju dan mampu bersaing dengan bangsa lain serta dapat menyelesaikan masalah-masalah yang mendasar di tanah air pada Indonesia 2045 sesuai dengan tujuan Indonesia yang termaktub dalam pembukaan UUD 45 yaitu :
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Partai Masyumi melalui tokoh-tokoh nya sudah berpengalaman dan ahli dalam melakukan rekayasa politik di Indonesia seperti mengarsiteki memberikan tawaran Islam sebagai dasar negara Indonesia merdeka dengan nama Piagam Jakarta, mengarsiteki NKRI melalui Mosi Integral Natsir, mengarsiteki inisiatif pembentukan Pemerintah Darurat Republik Indonesia melalui presiden PDRI, dll.
Berdasarkan kajian peradaban besar dunia tersebut diatas maka Partai Masyumi merasa perlu menyiapkan diri terlebih dahulu sebelum melakukan rekayasa politik atas peradaban Nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai puncak dari peradaban daerah seluruh Indonesia, melalui 4 (empat) fase sebagai berikut :
A. Fase Perumusan nilai-nilai atau idiologisasi.
Sebelum membahas fase idiologisasi dalam mempersiapkan Partai Masyumi menjadi institusi yang bisa mewujudkan peradaban besar Indonesia sebagai perwujudan puncak peradaban daerah seluruh Indonesia melalui rekayasa politik.
Maka alangkah baiknya kita angkat pendapat p natsir tentang nilai dan kekuasaan :
…”A-lquran hanyalah merupakan benda mati saja sehingga untuk dapat menegakan aturan tersebut perlu ada suatu kekuatan atau kekuasaan berupa negara”…
Dengan demikian maka negara juga membutuhkan nilai-nilai agama dan begitu pula sebaliknya.
Berkaitan perlunya kekuatan berupa negara dalam menegakkan aturan tersebut, Mohammad Natsir berkata :
“… Untuk menjaga supaya aturan-aturan dan patokan-patokan itu dapat berlaku dan berjalan sebagaimana mestinya maka tidak boleh tidak, harus ada suatu kekuatan dalam pergaulan hidup berupa kekuasaan dalam negara, sebagaimana telah diperingatkan oleh Rasulullah dalam hadist nya yang berbunyi sbb : .. Sesungguhnya Allah memegang dengan kekuasaan penguasa, yang tidak dapat dipelihara dan dipegang oleh Qur’an tersebut (H.R Ibnu Katsir)
Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka jika Partai Masyumi ingin menjadi institusi kelembagaan partai politik yang mampu menciptakan peradaban Indonesia. Maka secara internal Partai Masyumi juga perlu menyiapkan seperangkat nilai yang menjadi pedoman bagi seluruh pengurus dan kader partai dalam aktivitas nya sebagai berikut :
1. Menjadikan Al-Qur’an, Al-Hadist, Ijma Ulama, Qiyas dan Ijtihad serta Fatwa Majelis Syura menjadi pedoman utama dan identitas Partai Masyumi
2. Profil Masyarakat Madhani yang dicita-citakannya
3. AD/ART Partai Masyumi
4. Kode Etik Partai Masyumi
5. Tafsir Asas Partai Masyumj
6. Visi dan dan misi Partai Masyumi
7. Platform Partai Masyumi
8. Rencana Strategis Partai Masyumi
9. Penyusunan profil dan kader Partai Masyumi.
10. Naskah dan sumpah setia pelantikan Partai Masyumi
11. Kurikulum tentang nilai identitas dan karakter kader Partai Masyumi
12. Arti lambang dan makna logo Partai Masyumi
13. Semangat perjuangan dan pengorbanan Mars Partai Masyumi
14. Dll
B. Fase pelembagaan nilai ke dalam institusi atau lembaga dan pelembagaan nilai-nilai kedalam seluruh aktifitas peradaban atau fase institusionalisasi.
Selanjutnya peradaban besar dunia bisa eksis dalam keadaan zaman dan tempat dalam kurun waktu yang tak terhingga . Hal itu dikarenakan antara nilai-nilai yang telah ditetapkan dan pelaksanaan nya bagaikan dua sisi dari satu mata uang yang sama yakni bicara peradaban maka harus pula berbicara tentang nilai-nilai yang diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara baik dalam bentuk institusi maupun dalam amal perbuatan nyata lainnya. Hal ini sesuai dengan sebutan orang yang beriman adalah diyakini dalam hati dan diucapkan oleh lisan serta dibuktikan dengan amal perbuatan nyata. Jika 3 (tiga) syarat tersebut tidak ada salah satunya maka gugurlah kategori sebagai seorang yang beriman.
Oleh karena itu maka fase pelembagaan nilai dengan fase sebelumnya yakni perumusan nilai-nilai dalam mewujudkan suatu peradaban mulia saling terkait satu sama lainnya.
Begitu pula Partai Masyumi apabila menghendaki menjadi salah satu arsistek peradaban politik di Indonesia maka perlu melakukan pelembagaan nilai tersebut dalam struktur partai dan aktifitas politik yang mendasarkan pada nilai-nilai Ke-Islaman. Seperti yang dilakukan oleh komunitas peduli gerakan Masyarakat Untuk menyelamatkan Indonesia (Peduli Gerakan Masyumi) dan gerakan membeli Indonesia kembali, dll
Adapun pelembagaan nilai-nilai tersebut di bawah ini bisa menjadi dasar pembentukan Partai Masyumi menjadi arsitek penciptaan peradaban Indonesia Baru sebagai berikut :
B.1. Kelembagaan/institusi sebagai berikut :
1. Nama struktur dan Bagan Organisasi beserta kewenangan nya yang sesuai dengan nilai-nilai Islam yang universal baik eksekutif maupun majelis syura dan lembaga otonom maupun khusus lainnya
2. Terbentuknya Struktur Partai dari Pusat hingga Ranting dengan tugas dan fungsinya masing-masing sesuai dengan nilai-nilai Islam
3. Terbangunnya sistem nilai dan budaya kerja profesional dalam struktur dan organisasi partai sesuai Islam
4. Pembagian Tugas sesuai dengan ajaran islam yang tetap mendasarkan pada tupoksi dan kemungkinan beda karena persoalan perbedaan alat reproduksi antara laki-laki dan perempuan.
5. Dll
B. 2. Palembagaan Nilai-nilai Ke-Islaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui :
1. Tafsir Asas Partai Masyumi internal dan eksternal dalam bidang kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan nilai-nilai Ke-Islaman dan Ke-Indonesiaan
2. Gagasan idial Masyarakat Madhani yang dicita-citakan Partai Masyumi
2. Arah dan Kebijakan Majelis Syura Partai Masyumi
3. Arah kebijakan Ketua Umum Partai Masyumi
4. Rencana Induk dan rencana Strategis Partai Masyumi
5. Program Kerja Partai Masyumi
6. Kegiatan Partai Masyumi
7. Dll
C. Fase keteraturan dan dukungan ketertiban administrasi atau fase instrumentalisasi.
Pada fase ini para arsitek peradaban dunia termasuk Partai Masyumi harus sudah menyiapkan pedoman dan aturan teknis operasional. Jangan sampai aktifitas kegiatan Partai Masyumi tidak diketahui atau tidak berdasarkan aturan yang ada. Tertib administrasi dan tertib pelaksanaan menjadi ciri khas Partai Masyumi mendatang.
Beberapa hal aturan teknis yang dapat mendukung keteraturan dan dukungan ketertiban administrasi Partai Masyumi adalah sebagai berikut :
1. Pedoman Pembagian tugas struktur dan organisasi Partai Masyumi
2. Pedoman surat menyurat Partai Masyumi
3. Pedoman struktur kekuasaan Partai Masyumi
4. Pedoman persyaratan dan prosedur pembentukan kepengurusan Partai Masyumi
5. Pedoman persyaratan dan prosesur menjadi anggota Partai Masyumi
6. Pedoman pelantikan dan pembekalan pengurus baru Partai Masyumi
7. Pedoman pembuatan laporan keuangan Partai Masyumi
8. Pedoman koordinasi antar lembaga Partai Masyumi
9. Pedoman monitoring dan evaluasi kinerja Partai Masyumi
10. Pedoman keprotokoleran Partai Masyumi
11. Pedoman teknis operasional masing-masing kompartemen sesuai dengan kebutuhan nya masing-masing
12. Dll
D. Fase realisasi dan mobilisasi atau fase implementasi dan mobilisasi.
Pada fase ini sebuah peradaban besar dunia agar tetap eksis adalah dengan melaksanakan apa yang menjadi ketetapan dalam 3 (tiga) fase sebelumnya di atas.
Begitu pula Partai Masyumi agar bisa menjadi lokomotif peradaban Indonesia mendatang perlu memiliki visi dan misi yang kongkrit sekaligus juga menyiapkan formulasi nya bagaimana cara wujudkan visi dan misi tersebut menjadi kenyataan. Hal itu berarti Partai Masyumi tidak hanya sekedar memiliki narasi tentang visi dan misi saja tapi juga bisa mewujudkannya. Atau visi menjadi aksi.
Dengan demikian maka para perancang peradaban politik Indonesia termasuk Partai Masyumi lambat Laun telah mewujudkan tujuan nasional sedikit demi sedikit. Namun jika arah kebijakannya tidak sesuai dan melenceng jauh dari tujuan nasional tersebut di atas. Maka bangsa Indonesia tidak akan pernah menjadi bangsa yang unggul sepertinya yang dicita-citakan sebagi Indonesia Emas 2045 yakni masyarakat yang adil dan makmur.
Hal-hal tersebut di atas menunjukan bahwa Partai Masyumi memiliki Visi dan Misi yang jelas dan kongkrit.
Adapun fase implementasi dan mobilisasi Partai Masyumi dalam mewujudkan peradaban mulia bangsa Indonesia adalah memiliki visi dan misi strategis partai dan sekaligus juga menyiapkan formulasi bagaimana cara mewujudkan visi menjadi kenyataan tersebut. Artinya bahwa cara mewujudkan visi dan misi Partai Masyumi tersebut adalah dengan cara :
1. Menyiapkan arah kebijakan Partai Masyumi yang mendasarkan pada akar masalah bangsa Indonesia yang diambil dari tujuan nasional sesuai dengan pembukaan UUD 45 tersebut di atas. Menjadikan visi dan misi Partai Masyumi sebagai kebijakan resmi institusi terlebih dahulu. Sebab kalau tidak dijadikan kebijakan terlebih dahulu maka sulit sekali visi strategis Partai Masyumi bisa terwujud. Hal ini karena dengan adanya kebijakan tersebut maka itu berarti terdapat suatu keinginan yang kuat Pimpinan Partai Masyumi berkomitmen akan melaksanakan kebijakannya yang sudah ditetapkan. Termasuk di dalamnya jika terdapat kader Partai Masyumi yang di daulat menjadi kandidat Presiden, Gubernur Bupati dan Walikota dan posisi2 strategis lainnya di masyarakat perlu melakukan hal yang sama yakni memiliki visi dan misi beserta formulasi bagaimana cara mewujudkan nya.
2. Formulasi kedua berikutnya adalah dengan cara menyiapkan strategi bagaimana cara mewujudkan kebijakan tersebut diatas? Atau dengan kata lain kebijaksanaan tersebut kemudian dijabarkan kedalam strategi-strategi berikutnya. Adapun strategi nya tetap mengacu pada narasi kebijakan tersebut diatas yang mendasarkan kepada tujuan nasional bangsa Indonesia.
3. Formulasi berikutnya adalah menjabarkan strategi tersebut ke dalam program-program kerja yang telah diusulkan dan diputuskan bersama berdasarkan skala prioritas masing-masing kompartemen.
4. Selanjutnya formulasi mewujudkan visi menjadi aksi tersebut adalah menurunkan program kerja tersebut menjadi kegiatan-kegiatan sesuai dengan skala prioritas yang ada. Kegiatan tersebut menjadi dasar nomenklatur anggaran baik di APBN maupun APBD. Dengan demikan maka semua kegiatan dari program kerja nasional sudah tergambarkan alokasi perencanaan dan sumber anggarannya. Dalam formulasi ini memang perlu pengkajian secara mendalam agar tidak tumpang tindih mana yang menjadi program dan mana pula yang merupakan kegiatan sebagai penjabaran program kerja tersebut.
5. Selanjutnya formulasi terakhir adalah menguraikan secara mendetail kegiatan-kegiatan tersebut ke dalam proposal teknis yang detail dan terperinci baik dalam hal : sasaran penerima manfaat, waktu pelaksanaan, sumber anggaran, penanggungjawab, rencana tindak lanjut, dll
Semoga bermanfaat dan bisa mewujudkan Partai Masyumi sebagai arsitek peradaban Indonesia mendatang yakni masyarakat yang adil dan makmur yang diridhai Allah SWT. Aamiin.
Hayo bergabung dan peduli terhadap Partai Masyumi di manapun berada.
Bogor, 19 Agustus 2024