PARA SAHABAT NABI SAW ADA DIANTARA KITA!
Oleh: Adham Syarqawi
Saya kira tidak ada di antara kita yang tidak bertanya kepada diri sendiri, setidaknya sekali, ketika membaca tentang kepahlawanan para Sahabat: Apakah orang-orang ini manusia seperti kita?!
Kemudian datanglah Gaza dan dalam waktu kurang dari dua tahun Gaza menghilangkan keheranan yang usianya lebih dari 1.400 tahun! Ia memberi tahu kita bahwa seluruh rahasianya terletak pada keimanan. Hal menakjubkan yang jika bersemayam di hati dan memenuhi jiwa, membuat orang menjadi tidak seperti orang lain!
Para Sahabat adalah manusia, dan kepahlawanan mereka nyata, tetapi yang mengejutkan kita adalah bahwa hati kita tidak seperti hati mereka!
Hari ini kita bertanya dengan keheranan yang sama: Apakah orang-orang Gaza benar-benar manusia seperti kita?!
Kita tidak menyaksikan Bilal ra ketika dia mengulang-ulang perkataannya di hadapan Umaiyah: Ahad, Ahad!
Tetapi kita melihat orang-orang Gaza mengulang-ulang perkataan tersebut pagi dan sore, dalam seribu cara yang berbeda!
Kita tidak menyaksikan Sumaiyah meludahi wajah Abu Jahal dan mempermalukan harga dirinya di hadapan orang banyak. Akan tetapi, kita melihat ibu-ibu di Gaza menggendong jenazah anak-anak mereka tanpa setetes air mata pun mengalir dari mata mereka, sehingga tidak membuat kaum Zionis merasa senang. Mereka mengulang-ulang perkataan: Semua pengorbanan ini untuk-Mu, ya Allah!
Kita tidak melihat Anas bin Nadr ra pada hari Uhud, dengan lebih dari tujuh puluh luka di tubuhnya, menghembuskan nafas terakhirnya sambil berkata: Kalian tidak dimaafkan jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diserang, sementara di antara kalian masih ada mata yang berkedip! Namun di Gaza kita melihat seorang syahid yang bersujud, dari mengimami shalat di masjid menuju medan perang, hingga ke surga!
Kita tidak menyaksikan Ikrimah ra meminta bai’at untuk mati di pertempuran Yarmuk, dan tidak pula kita melihat Al-Bara’ bin Malik ketika meminta dilemparkan dari atas tembok pagar di perang Yamamah, akan tetapi kita melihat Mujahidin dari berbagai batalyon menyerang tank Merkava dan memasang bom Shawaaz di kendaraan perang!
Kita tidak menyaksikan Salim, mantan budak Abu Hudhaifa ra yang membawa panji di perang Yamamah seraya berkata: “Seburuk-buruk penghafal Al-Qur’an adalah aku jika kalian diserang dari arahku!” Namun kita menyaksikan keberanian Batalyon para penghafal al-Quran yang menyebarkan gambar kaki mereka menginjak kepala tentara pendudukan!
Kita tidak menyaksikan Abu Dujana ra berjalan dengan angkuh, tetapi kita melihat Abu Ubaidah berdiri dengan kewibawaan seorang mukmin seraya berkata: Mengebom Tel Aviv lebih mudah bagi kami daripada minum segelas air!
Kita tidak menyaksikan parit Salman ra di perang Khandaq, tetapi kita melihat terowongan batalyon al-Qassam pada hari penyergapan!
Kita tidak menyaksikan Al-Khansa’ dengan sabar menerima kabar kesyahidan keempat putranya di perang Al-Qadisiyah, namun kita melihat ibunda Syekh Saleh mengomentari berita kesyahidan putranya: “Selamat untukmu, Ibu!”
Kita tidak melihat Umar bin Al-Khattab pada hari hijrahnya di siang bolong di Dar Al-Nadwah mengancam akan membunuh mereka jika mereka mengikutinya, tetapi kita melihat batalyon-batalion al-Qassam dengan yakin menentukan waktu serangan berikutnya, kemudian mereka tidak melanggar janji mereka!
Kita tidak menyaksikan Abu Bakar ra ketika datang dengan membawa seluruh hartanya, tidak pula kita melihat Utsman ra ketika mendanai sepertiga pasukan yang sedang kesulitan, akan tetapi kita melihat rakyat Gaza meskipun diblokade selama bertahun-tahun, tetapi rudal-rudal al-Qassam menjadi lebih ganas, dan senjata Al-Yassin menjadi lebih mematikan. Ada yang mendanai pasukan tetapi bukan negara. Orang yang tidak memproduksi senjatanya sendiri tidak memiliki kekuatan untuk memutuskan penggunaannya!
Kita tidak menyaksikan hijrah para sahabat ke Habasyah, tetapi kita melihat tenda-tenda para pengungsi di Rafah tergenang air!
Kita tidak menyaksikan Mush’ab ra dan Hamzah ra tidak punya kain kafan yang cukup di perang Uhud, akan tetapi kita melihat orang-orang yang mengorbankan jiwa mereka ketika menyerbu pemukiman zionis, dan mereka belum dikuburkan hingga saat ini!
Kita tidak menyaksikan pasukan Yarmouk dan Romawi yang lebih banyak jumlahnya, begitu pula pasukan Qadisiyyah dan Persia yang lebih banyak jumlah pasukan gajah dan peralatan mereka, tetapi kita melihat pasukan elit pada tanggal tujuh Oktober yang mulia memusnahkan seluruh Divisi Gaza!
Kita melihat ruh ar-Ruh dan keimanannya, serta Ummu Youssef Al-Abyadani yang manis dengan rambut keriting dan kesabarannya!
Kita hanya melihat sedikit dari keberanian, kepahlawanan, kesabaran, kepatuhan dan penderitaan, dan banyak dari semua ini tidak kita lihat.
Ada banyak cerita yang akan disampaikan di kemudian hari. Gaza akan memberi tahu kita bahwa di sana terdapat orang-orang seperti para Sahabat Nabi saw, ia akan memberi tahu kita apa yang lebih penting. Ia akan memberi tahu kita bahwa para Sahabat radhiyallahu ‘anhum benar-benar seperti yang kita baca tentang mereka dan bahwa mereka mampu diulang. Dunia ini akan tersentak jika kita bangkit!

