NSWAC: Political Showcase BGS dan Kebohongan yang Mengikat Negeri

July 2, 2025

NSWAC: Political Showcase BGS dan Kebohongan yang Mengikat Negeri

Oleh: Sutan Rajo Mudo

Dalam pentas besar republik ini, kita seolah tak pernah kehabisan drama. Kali ini panggungnya ada di Denpasar, Bali, di sebuah pusat layanan kesehatan estetika modern bernama Ngoerah Sun Wellness & Aesthetic Center (NSWAC). Di sana, pada 25 Juni 2025, Presiden Prabowo Subianto tampil gagah memotong pita, tersenyum, meninjau ruang perawatan, dan menegaskan bahwa ini bagian dari “Komitmen pemerintah menghadirkan layanan kesehatan kelas dunia di dalam negeri.”

Tetapi sayangnya, publik yang jeli membaca data akan menemukan ini bukan pertama kalinya NSWAC diresmikan. Semua rekaman dokumen resmi membuktikan bahwa NSWAC sudah diresmikan jauh sebelum era Prabowo, tepatnya pada masa Presiden Joko Widodo dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (BGS).

Fakta objektif: NSWAC sudah diresmikan era Jokowi
– Pada 3 Oktober 2024, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meresmikan secara langsung NSWAC di RSUP Prof. Ngoerah, Bali. Siaran pers Kementerian Kesehatan (4 Oktober 2024) dengan judul: “NgoerahSun Wellness and Aesthetic Center Diresmikan, Dorong Bali Jadi Destinasi Wisata Medis Internasional.”
– Bahkan gedungnya sudah diresmikan lebih awal oleh Presiden Jokowi pada 2 September 2024, saat meninjau cluster layanan kesehatan ibu & anak yang mencakup NSWAC.
– Setelah itu, NSWAC mulai operasional terbatas Januari 2025, menerima pasien lokal & internasional Februari 2025. Artinya,saat Prabowo memotong pita, gedung itu sudah berjalan hampir setengah tahun.   Direktur RSUP Ngoerah dalam wawancara [setkab.go.id] (http://setkab.go.id/) Februari 2025 sudah menyatakan pasien luar negeri mulai datang. “Kita sudah terima medical tourist dari Australia, Selandia Baru, dan Korea Selatan,” katanya.

Bentuk “Political Showcase” untuk Memikat Prabowo

Di sinilah kita melihat apa yang oleh literatur komunikasi politik disebut “political showcase” — menata panggung ulang atas program lama agar tampak seperti pencapaian baru, di hadapan pemimpin baru, sehingga:
– Memberi kesan kesinambungan pemerintahan,
– Memastikan perlindungan politik untuk para aktor lama,
– Dan membangun legitimasi publik seolah-olah ini kerja cepat era baru.

Dengan framing ulang ini, BGS berhasil “menyihir” Prabowo di hadapan kamera. Presiden baru itu akhirnya menjadi aktor utama dalam sandiwara politik birokrasi yang sebetulnya sudah lama rampung. Tentu ini tidak ilegal, tetapi secara moral sungguh problematik. Sangat mungkin Prabowo mengira ini benar-benar launching pertama yang monumental.

Mengapa Ini Perlu Terjadi?

Ada beberapa alasan yang sangat pragmatis namun sarat intrik politis:
Pertama, Menkes BGS perlu “menyambut” era Prabowo dengan panggung prestasi konkret. BGS adalah figur kebanggaan Jokowi, tetapi posisinya di kabinet Prabowo relatif genting: ia mewakili oligarki industri kesehatan, bukan kader partai dominan. Maka menyiapkan “panggung gunting pita” bagi Presiden baru adalah cara menancapkan loyalitas, sembari menegaskan: “Saya sudah bekerja untuk health industry roadmap; mohon dilanjutkan”.

Kedua, acara ini penting untuk menutup suara-suara kritis tentang rekam jejak BGS yang menimbulkan resistensi masif di kalangan profesi kesehatan. Gelombang perlawanan hingga 372 Guru Besar membuat mosi tidak percaya pada Menkes. Dengan menampilkan NSWAC sebagai prestasi monumental, BGS menggeser narasi negatif itu — publik dipaksa fokus pada “wisata medis Bali yang megah,” alih-alih mengungkit penghancuran independensi profesi medis.

Ketiga, ini sekaligus ajang memperlihatkan pada investor luar negeri bahwa health industry di Indonesia tetap on track, meskipun terjadi pergantian presiden. Prabowo menjadi simbol “kepastian politik” di depan Korea Selatan (Sun Healthcare, partner NSWAC), maupun lembaga donor seperti USAID yang juga …
[07.10, 1/7/2025] +62 838-7904-6995: Satu lagi nanya tentang si F4:

Rasanya aing putus asa lihat negara kaya gini, wapresnya beler.. culang cileung gak berkualitas, bagaimana nasib anak cucu kami ke depan? (Bertanya dengan nada sedih dan gundah gulana)

Jawabannya:

Perasaan seperti itu sangat wajar, dan banyak orang juga merasakannya.

Kekecewaan terhadap pemimpin yang seharusnya menjadi teladan memang bisa menimbulkan rasa putus asa, apalagi kalau kita merasa bangsa ini tidak bergerak ke arah yang lebih baik.

Tapi justru dalam situasi seperti ini, penting untuk tidak tenggelam dalam keputusasaan.

*Beberapa hal yang bisa menjadi pengingat dan penguat:*

1. *Perubahan selalu mungkin terjadi — asal ada yang mau memulainya.*

Sejarah bangsa manapun tidak pernah lurus-lurus saja.

Bahkan negara-negara maju pun pernah mengalami masa kelam.

Tapi perubahan dimulai dari kelompok kecil yang konsisten menjaga idealisme dan bergerak.

2. *Anak cucu kita butuh contoh, bukan keluhan.*

Mereka akan tumbuh dengan nilai-nilai yang kita tanamkan hari ini. Kalau kita menyerah, mereka akan tumbuh dengan rasa tidak berdaya. Tapi kalau kita tetap bergerak — meski kecil — mereka akan belajar tentang harapan dan daya juang.

3. *Bangun komunitas, bukan sekadar opini.* Kadang kita merasa sendiri dalam kegelisahan. Tapi jika kita mulai menyatukan suara, membuat gerakan atau organisasi, menyuarakan keadilan lewat jalur yang konstitusional dan cerdas — dampaknya bisa jauh lebih besar.

4. *Jangan beri mereka yang culang-cileung kemenangan kedua: dengan membuat rakyat apatis.*

Kualitas buruk pemimpin seharusnya menjadi alasan untuk melek politik, bukan mundur dari politik. —

Kalau kamu punya semangat membangun — lewat pendidikan, pertanian, lingkungan, atau apapun — aku yakin itu sudah jadi awal kontribusi untuk masa depan anak cucu kita.

Indonesia masih punya banyak orang baik, jujur, dan peduli. Kita cuma perlu terus menyala, meski kecil. Karena lilin-lilin kecil pun bisa menyalakan obor perubahan. 🌱

Kalau kamu ingin bergerak dalam bentuk konkret, misalnya lewat komunitas atau inisiatif baru, aku bisa bantu buatkan konsep, dokumen, atau strategi gerakan.

Kita mulai dari yang bisa kita kendalikan.