Menuju Kader Partai Masyumi yang Mujahid, Mujtahid dan Mujjaddid

February 19, 2023

Menuju Kader Partai Masyumi yang Mujahid, Mujtahid dan Mujjaddid
—————

Oleh :
Ahmad Murjoko
Waketum DPP Partai Masyumi dan
inisiator Gerakan Masyarakat Untuk Menyelamatkan Indonesia
(Gerakan Masyumi)

Selang hanya sebulan setelah pelaksanaan Kaderisasi Inti Masyumi (KIM) 1 yang dilaksanakan pada tanggal 9 sd 13 Januari 2023 di Bogor. Maka pada tanggal 11 sd 17 Pebruari sedang berlangsung pelaksanaan Kaderisasi Inti Masyumi ke 2 di Wonosobo, Jawa Tengah. Dan bulan berikutnya berturut-turut sudah teragendakan KIM 3 dan KIM 4 yang akan dilaksanakan oleh Pimpinan Daerah Partai Masyumi Kabupaten Bogor dan Dewan Pimpinan Wilayah Partai Masyumi Jawa Timur.

Pelatihan Kaderisasi Inti Masyumi (KIM) telah yang menjadi kawah candradimuka bagi kader-kader Partai Masyumi agar menjadi seorang kader yang bertipikal sebagai seorang Mujahid, Mujtahid, dan Mujjaddid.

Pelatihan KIM 2 dilaksanakan Dewan Pimpinan Wilayah Jawa Tengah dengan peserta 50 orang dari 4 propinsi yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali serta Yogyakarta

Adapun susunan kepanitiaan KIM 2 adalah sebagai berikut :

A. Panitia Pengarah
1. Dr. Abdullah Hehamahua, SH. MM.
2. Dr. Abas Thaha, BEE, MM
3. Prof. dr. Fuad Amsyari, M. Sc.
4. Adnin Armas. MA
5. Dr. Ahmad Yani. SH. MH.
6. Ascc. Prof. Dr. TB. Massa Djafar. M.Sc.
7. M. Taufiq Rahman, MA

B. Panitia Pelaksana
1. Ketua : Khotibul Umam. S. Ag.
2. Wakil Ketua : Slamet Sunardi
3. Wakil Ketua : Budi Sholihin
4. Sekretaris : Muhammad Roni. SE
5. Wakil Sekretaris : Amri Wibowo, ST
6. Bendahara : Hadi Istianto
7. Wakil Bendahara : Rosmailan

Sedangkan maksud dan tujuan dari Kaderisasi Inti Masyumi (KIM) menurut ust Khotibul Umam, S.Ag adalah :
1. Memberikan penguatan bagi para kader inti untuk menjadikan Islam sebagai dasar bagi pelaksanaan ipoleksosbudhankam dan memberikan pemahaman menyeluruh mengenai sejarah Masyumi masa lalu dan strategi menghadapi masa yang akan datang.
2. Memberikan pembekalan mendasar bagi para pimpinan Masyumi ditingkat pusat maupun daerah agar dapat berbuat dan bertindak yang selaras dengan upaya tercapainya visi Masyumi
3. Terwujudnya kader Partai Masyumi yang memiliki wawasan keislaman, kebangsaan dan Kemasyumianbsebagai.bekal dalam melaksanakan tugas-tugas kepartaian. Kenegaraan dan tugas mulai lain yang diamanahkan kepadanya.

Di hari pertama setelah rangkaian acara pembukaan dilanjutkan dengan materi pengkondisian berupa perkenalan, harapan dan keinginan peserta, berlanjut kontrak belajar hingga membuat kesepakatan tata tertib dan pemilihan organisasi kelas pelatihan.

Selanjutnya materi inti tentang ke-Islaman dengan pokok bahasan ber-Islam yang benar oleh Prof. Fuad Amsyari hingga 8 jam dari jam 09.30 sd 22.00 terpotong sholat istirahat dan makan. Target materi ini adalah agar ber-Islam secara benar dan kaffah dalam segala kehidupan termasuk dalam dunia politik.

Selanjutnya peserta istirahat malam dan bangun sholat tahajud hingga sholat subuh berjamaah berlanjut mendengarkan kultum tentang ideologi yang disampaikan oleh ust Adnin Armas, seorang intelektual muslim yang faham tentang pergerakan Islam internasional.

Pada hari kedua dilanjutkan materi Kebangsaan (Ke-Indonesiaan) yang disampaikan oleh Dr. Abdullah Hehamahua dan Dr. Abas Thaha dari pagi hingga malam hari kurang lebih 7 jam setengah.

Setiap sesi pemateri selalu menyiapkan Pre Test dan Post Pest. Tujuan dilaksanaknnya Pre Test dan Post Test tersebut adalah sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui target pencapaian materi dari awal hingga akhir sesi. Pelaksanan Pre Test dilakukan oleh pemateri sebelum memulai materinya. Sedangkan Post Test dilaksanakan menjelang sesi tersebut berakhir.

Kemudian pada hari ketiga dari pukul 08.00 hingga 15.00 berlangsung materi Ke-Masyumian yang disampaikan oleh Ascc. Prof. Dr. TB. Massa Jafar. Peserta sangat antusias tentang bagaimana spirit dan prospek Partai Masyumi mendatang sangat prospektif. Kesemuanya sangat tergantung dari komitmen, integritas dan niat baik seluruh pengurus dan kader Partai Masyumi secara nasional.

Berikutnya di sore harinya pukul 16.00 sd 17.30 dilanjutkan dengan paparan materi Ke-Islaman oleh pemateri p Abdullah Hehamahua. Dan ust Adnin Armas giliran melanjutkan materi Ke-Islaman kembali dari pukul 20.00 sd 22.00. Berikutnya istirahat dan sholat malam, sholat subuh dan kuliah subuh bersama oleh ust. Adnin Armas

Hari ke 4 hingga larut malam materi tentang memahami Alquran dan menterjemahkan secara benar dan cepat bersama ust Taufiqurrahman dengan metode Tamyis. Suatu materi yang sangat menyenangkan hingga para peserta tanpa rasa kantuk hingga selesai. Dan selanjutnya diakhiri dengan sesi evaluasi hingga besoknya acara penutupan seluruh rangkaian acara. Dan pada kuliah subuh terakhir di sampaikan oleh ust Alfian Tanjung tentang bahaya laten PKI dan cara menghadapinya.

Selama 5 hari mengikuti KIM 1 para kader Partai Masyumi telah saling kenal mengenal (atta’aruf) diantara sekian banyak perbedaan nya selama ini secara lebih mendalam tentang fisiknya, latar belakangnya, dan pemikirannya hingga mungkin gagasan dan rencana gerakan politik mendepan. Namun setelah saling kenal mengenal atas banyak perbedaan tersebut. Diharapkan dapat melahirkan sikap saling memahami, saling pengertian dan tepo sliro (attafahum) atas banyak perbedaan diantara mereka. Tidak menjadi penghalang perbedaan yang dimiliki untuk bersikap saling menghormati, saling menyayangi sesama kader Partai Masyumi. Selanjutnya setelah mereka saling kenal mengenal dan saling pengertian maka diharapkan dapat mewujudkan sikap saling bekerjasama. Bekerjasama dalam pemikiran, bekerjasama dalam kegiatan pisik hingga kerjasama dalam mendoakan sesama kader Masyumi untuk kebaikan dan kesuksesan mendatang. Dan pada akhirnya setelah saling kenal mengenal kemudian berlanjut saling pengertian hingga melahirkan semangat saling bekerjasama (atta’awun). Selanjutkan melahirkan sikap saling memikul beban (attakaful) atas persoalan yang sedang terjadi. Berat sama dipikul ringan sama dijinjing, duduk sama rendah berdiri sama tinggi menjadi karakter kader Partai Masyumi dimana pun berada menuju kader yang mujahid, sekaligus mujtahid dan mujjaddid yang profesional dan sesuai harapan umat.

Serba serbi KIM 1 dan KIM 2 sangat menarik untuk diangkat. KIM 1 dihadiri oleh kurang lebih 9 pengurus teras DPW dan beberapa personil DPP. KIM 1 sangat dinamik, kritis dan tajam analisisnya. Sementara KIM 2 dihadiri utusan Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Yogyakarta disamping dinamik, kritis, dan tajam analisisnya ternyata juga di hadiri oleh peserta yang berumur 91 tahun dan pernah mengikuti pemilu 55 bernama bapak Soegijo dari Sragen

Menurut Kepala Sekolah KIM yakni ust Adnin Armas, bahwa Bapak Soegijo usia 91 tahun, telah memecahkan rekor KIM dengan mengikuti Pendidikan dan Latihan Kader Inti Masyumi. Mungkin bukan rekor Diklat KIM saja, di mana mencari peserta Diklat di Indonesia dengan usia 91 tahun yang mengikuti full Diklat ? *Atau bahkan di dunia, tidak banyak yg usia 91 tahun mengikuti DIKLAT hingga 5 hari.

Sementara itu dalam KIM 2 Wonosobo juga terdapat kejutan lainnya. Yakni terdapat peserta termuda atau dari kalangan milenial yang selama ini ada anggapan bahwa mereka tidak tertarik dalam dunia politik ? Apalagi terhadap partai politik yang mengusung politik identitas Islam seperti Partai Masyumi ? Namun ternyata dugaan mereka tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Menurut ketua Majelis Syura peserta termuda tersebut bernama Renvila Nevila Alvionesti. Umurnya baru 18 tahun dengan nama panggilan Vila. Beliau baru saja lulus SMU. Selama mengikuti Diklat tersebut Vila tidak pernah bolos mengikuti kelas.

Memang menjadi politisi yang profesional yang mujahid, mujtahid dan mujjaddid tersebut tentu tidaklah mudah. Membutuhkan waktu yang lama, komitmen yang tinggi, mengilmui, mengimani serta mengamalkan nilai-nilai Islam dalam kehidupannya hingga dalam praktek politik Islam di tengah-tengah masyarakat dan negara.

Dalam sejarahnya profesional politisi itu pertama kali tumbuh sebagai pelayan pangeran dan raja2 untuk melayani berbagai kepentingan dalam berbagai bidang termasuk pelayanan dalam hal kekuasaan politik seperti pengejaran ekonomi, hobi dan kegemaran nya atau pekerjaannya hingga kemahiran dari para pangeran tersebut. Profesional politisi berhubungan erat dengan politik atau berkaitan dengan pencarian distribusi kekuasaan di dalam dan diantara struktur politik kekuasaan yang ada. Profesional politisi juga berarti sebagai politik kegemaran yang saat ini juga dipraktekkan secara aktif oleh seluruh anggota partai politik yang secara sukarela masuk dalam asosiasi bersifat politik.

Ada 2 (dua) cara untuk membuat politik sebagai sebuah kemahiran/pekerjaan. Pertama, mereka yang hidup dan kerjanya hanya berkenan dengan perjuangan kekuasaan politik, mungkin saja hidupnya “untuk politik” (lives for politics) yaitu orang yang sepenuhnya menyibukkan diri dalam kegiatan-kegiatan politik, akan tetapi tidak menerima penghasilan nya dari sumber-sumber politik. Berikutnya yang kedua adalah hidup nya “dari politik” (lives off politics) adalah mereka yang mengandalkan kegiatan-kegiatan politiknya sebagai sumber utama bagi pendapatnya sehari-hari.

Perbedaan ini merujuk pada aspek substansial yaitu masalah ekonomi. Politisi yang berusaha untuk menjadikan politik sebagai sumber pendapatan yang permanen adalah “lives off politics”. Dalam kondisi normal, politisi haruslah independen secara ekonomi. Artinya bahwa seorang politisi haruslah seorang yang kaya raya atau mempunyai pendapatan yang tetap. Politisi profesional juga secara ekonomi harus “dispensable” dalam hal ini pendapatannya tidak tergantung pada fakta bahwa dia secara konstan dan personal menempatkan kemampuan dan pemikirannya secara menyeluruh.

Kepemimpinan sebuah negara atau partai politik melalui mana orang-orang hidup secara eksklusif hidup untuk politik (lives for politics) dan bukan dari hidup dari politik (lives off politics) memerlukan rekrutmen yang pluktokratis dari strata pemimpin politik. Dalam pengertian bahwa profesional politisi tidak butuh renumerasi secara langsung dari kegiatan politiknya. Politisi profesional yang hidup dari politik mungkin secara murni “prebendary” atau salaried official (secara resmi dibayar) ?

Pembangunan partai politik menjadi sebuah organisasi yang melahirkan politisi profesional membutuhkan training-training yang masif dan kreatif dalam perebutan kekuasaan berupa kebijakan-kebijakan partai modern yang ditentukan oleh pemisahan fungsi-fungsi umum dalam dua kategori yakni kategori administrative official dan politics officials.

Pembentukan partai-partai politik merupakan suatu pengaruh lanjut dan secara analisis bebas atas pembagian kekuasaan. Suatu partai politik yang mempunyai kaitan dengan suatu asosiasi sukarela apapun mempunyai maksud untuk memperoleh penguasaan dan atau pengarahan atas suatu organisasi agar bisa melaksanakan kebijakan-kebijakan tertentu dalam membentuk organisasi apapun sepanjang ada pembentukan kelompok yang dikerahkan secara bebas. Landasan untuk mendirikan partai politik adalah beraneka ragam kepentingan politik tanpa terintervensi oleh siapapun.

Hal-hal demikian tersebut di atas itulah yang mungkin dapat melahirkan politisi yang profesional dari kader Partai Masyumi yang mujahid, mujtahid, dan mujjaddid sekaligus.

Seorang kader Partai Masyumi yang Mujahid ialah seorang pejuang : Manusia yang mempunyai idealisme, mempunyai keberanian dan keikhlasan dalam melakukan tugasnya. Yaitu orang yang mencurahkan segala kemampuannya dalam melaksanakan tugasnya dengan tujuan mendapat ridla Allah SWT, tentu akan merasakan kebahagiaan dalam hidupnya, lahir dan bathin, dunia akhirat.

Kalau dia seorang prajurit, maka dengan penuh keberanian dia menghalau musuh dan memusnahkannya di medan peperang-an supaya negara dan bangsanya dapat hidup dengan aman dan tentram, menikmati keadilan dan rasa kemanusiaan. Kalau dia gugur dalam melaksanakan tugasnya itu, maka dialah yang merupakan orang yang mendapat tempat di sisi Allah di akhirat sebagai syuhada.

Allah SWT berfirman :
“Janganlah kamu katakan, bahwa orang yang terbunuh di jalan Allah itu mati. (Tidak!) Bahkan dia itu tetap hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya” (Qs. Al-Baqarah : 154)

Kalau Mujahid itu seorang ‘alim (ulama) dan berjuang dengan sekuat tenaga mempelajari, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam, serta mengajak manusia lain untuk menjadikan Al-Islam sebagai tuntunan hidup, maka dia adalah seorang pejuang (Mujahid Da’wah).

Allah SWT berfirman :
“Dan bukankah tidak ada orang yang lebih baik ucapannya selain dari pada manusia yang mengajak ke jalan Allah serta sambil berkata : Bahwasannya aku adalah dari orang-orang yang berserah diri kepada Allah” (QS. Fush Shilat : 33)

Tidak sedikit di antara orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan memusatkan perhatiannya di bidang da’wah, mendapat rintangan dan siksaan sehingga menemui ajalnya. Mereka pun gugur sebagai syuhada. Kalau mujahid itu seorang ahli politik dan lain sebagainya, maka mereka pun merupakan pahlawan-pahlawan (mujahid).

Adapun mujtahid menurut para ulama ahli ushul fiqh pengertian ijtihad ialah :

“Ijtihad itu ialah mengeluarkan segala kesanggupan untuk mendapatkan hukum syara’ yang amaly dengan jalan mengeluarkannya dari Al-Qur’an dan Sunnah” (KH. Munawar Khalil)

Jelaslah, bahwa berijtihad itu bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk itu dibutuhkan antara lain :

a) Keikhlasan, semata-mata mengharapkan ridla Allah SWT
b) Ilmu yang cukup untuk itu
c) Rasa kasih sayang sesama muslim
d) Ruh jihad yang membela agama Islam dari usaha orang-orang yang ingin merusak kesuciannya
e) Meyakini, bahwa tugas ini adalah tugas mulia untuk dapat mempersatukan ummat Islam dalam arti kata yang sesungguhnya
f) Memiliki syarat tertentu dalam berijtihad terutama mengenai batasan minimum hafalan alqurannya

Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda : “Semoga rahmat Allah SWT dilimpahkan atas orang-orang yang merupakan penerus -penerusku, yaitu orang-orang yang menghidupkan sunnahku” (Al-Hadits)

Menjadi seorang mujaddid berarti
dengan semangat jihad seorang mujtahid akan menjadi seorang mujaddid, seorang yang memperbaharui ajaran Islam dengan arti :
mengembalikannya kepada sunnah Rasulullah SAW dari penyimpangan yang disebabkan oleh tangan-tangan manusia yang telah dipengaruhi nafsu.

Semoga bermanfaat dan menginspirasi. Aamiin

Bogor, 16 Pebruari 2023

Ahmad Murjoko
Waketum DPP Partai Masyumi dan
Inisiator Gerakan Masyarakat untuk Menyelamatkan Indonesia (Gerakan Masyumi)