Menjadi umat Nabi Muhammad SAW adalah Hidayah

May 15, 2025

Pernah terbanting pada kilometer tinggi. Terlempar, terbentur. Lebam membiru. Hancur berserakan. Merangkak. Memperbaiki sendiri. Sulit.

Tapi lihatlah kini. Semua yg berantakan berangsur pulih. Segala yg rusak perlahan membaik.

Hidup akan berjalan sesuai Garis Allah SWT. Mutlak. Allah maha adil. Siapa yg mencari-cari jalannya, dia akan menemukan. Baik atau buruk yg diinginkan, Allah akan memberikan.

Tidak ada satupun manusia yg gagal di dunia ini. Semua akan berhasil dengan pilihan hidupnya masing-masing. Termasuk, berhasil dengan pilihan untuk menjadi “manusia gagal” di hadapan Allah dan Rasul-Nya, Muhammad SAW.

Sepahit apapun perjalanan hidup, sehitam, segelap, sebengis apapun perbuatan, semua manusia punya hak dan kesempatan untuk pulang, mengambil ampunan Allah yg begitu luas.

Menjadi umat Nabi Muhammad adalah mukjizat. Bahkan Nabi Adam AS pun cemburu dengan keistimewaan yg diberikan Allah kepada umat Islam.

Dalam Nashoihul ‘Ibad dituliskan, Nabi Adam berkata: 1) Aku sekali berbuat salah di Surga, langsung Allah turunkan ke Bumi. Sebaliknya, umat nabi muhammad, berkali-kali, pagi, siang, soreh, malam, sepanjang waktu berbuat salah di dunia. Tapi cukup sekali mereka bersungguh-sungguh memohon ampun, Allah angkat derjatnya di dunia dan Masukan mereka ke surga.

2) Allah hanya menerima Taubatku, ketika aku berada di kota Mekah. Di tempat lain, selama ratusan tahun, aku memohon, tapi Allah belum menerima taubatku (semua nabi itu maksum, terampuni dari Dosa, tapi nabi Adam tidak sepenuhnya yakin taubatnya diterima Allah). Sementara umat Nabi Muhammad, kapanpun, dimana saja, di kota, negara apa saja di dunia ini, cukup sekali bersungguh-sungguh memohon ampun, taubatnya langsung diterima Allah.

3) ketika sekali aku berbuat dosa di Surga (memakan buah khuldi), Allah langsung melepas pakaian dari tubuhku, sehingga aku berada dalam keadaan telanjang (Malu). Tapi umat Nabi Muhammad, berkali-kali berbuat dosa, punya banyak aib, tapi Allah tidak membukanya. Allah justru memberi mereka pakaian untuk berlindung sehingga tidak perlu menahan malu terlihat orang lain.

4) Aku hanya sekali berbuat salah. Langsung Allah pisahkan aku dengan istriku Hawa selama 450 tahun. Sementara umat Nabi Muhammad, pagi, siang, soreh, malam, berkali-kali berbuat salah, tak terhitung banyaknya berbuat dosa, hampir setiap hari, sepanjang tahun, tapi Allah tidak memisahkan mereka dari istri dan anak-anaknya.

Maha suci Allah dengan segala rahmat dan kesitimewaan yg dijaminkan kepada umat Nabi Muhammad. Mendekatlah. Bersegeralah minta ampun kepada-Nya.

Dulu, tak lama setelah menjalankan Haji Wadah, Rasulullah menyuruh Billal Ra mengumpulkan umat Islam di Masjid Nabawai.

Dalam keadaan sakit keras, Rasulullah naik ke atas mimbar dan berkata, “Sesungguhnya aku akan segera pergi menemui Allah SWT. Barang siapa yg memiliki utang kepadaku, mari kita selesaikan, aku tidak mau menemui Allah dalam keadaan berhutang kepada Allah”.

Tidak ada satupun, sahabat yg menjawab. Karena memang Rasulullah tidak pernah memiliki hutang. Karena senyap, Rasulullah mengulang bertanya hingga 3 kali.

Dalam keadaan hening, mendadak berdiri seorang sahabat, dialah Ukasyah, mantan preman sebelum mengenal Islam. Dia berkata:

“Dulu, waktu perang Uhud, saat engkau menunggangi kuda, cambukan yg kau layangkan, mengenai bagian dadaku. Seandainya ini adalah hutang, maka aku memintamu untuk selesaikan”.

Rasulullah menjawab, “sungguh itu adalah hutang. Jika dulu aku mencambukmu, maka hari ini aku akan menerima cambukan yg sama”.

Rasullullah menyuruh Bilal mengambil cambuk di rumah anaknya, Fatimah. Seluruh sahabat termasuk anak Rasulullah, geram dan marah, gigi mereka gemeretak menengok Ukasyah. Sambil menyebut Ukasyah tidak memiliki perasaan.

Ketika mau mencambuk, Ukasyah berkata, dulu waktu kena Cambukanmu Ya Rasulullah, aku tidak menggunakan baju. Aku minta engkau juga membuka baju.

Para sahabat meledak marah. Rasulullah dalam keadaan sakit dan demam tinggi, kini diminta lagi buka baju untuk dicambuk.

Ukasyah pun berhadapan dengan Rasulullah dalam keadaan sakit dan tidak menggunakan baju. Rasulullah ikhlas menerima balasan cambukan. Sementara para sahabat begitu marah dan bersedia menggantikan Rasulullah untuk dicambuk.

Tapi Rasulullah menyuruh mereka tenang dan duduk menyaksikan.

Ukasyah lalu mengatakan, “ya Rasulullah Ampuni Aku, maafkan aku. Mana ada manusia yg tega menyakitimu. Aku melakukan ini, hanya karena ingin memelukmu, merapatkan tubuhku dengan tubuhmu yg muliah. Seumur hidupku aku ingin memelukmu namun belum kesampaian”.

“Aku tau tubuhmu tidak akan dimakan api neraka. Dan aku takut terbakar api neraka ya Rasulullah. Maafkan aku ya Rasululllah”

Air mata jatuh membasahi tubuh Ukasyah yg sedang memeluk erat tubuh manusia muliah yg paling dicintainya. Semua sahabat ikut bergantian memeluk Rasulullah sambil menangis.

Rasulullah mengatakan,” wahai sahabat-sahabatku, jika kalian ingin melihat ahli surga, maka lihatlah Ukasyah…

Sebuah mukjizat bisa menjadi umat Nabi Muhammad. Mendekatlah. Tidak peduli seberapa buruk hari-hari kemarin, betapa hitam jalan hidup yg dilalui. Safaat Rasulullah dan pegampunan Allah SWT, adalah hak kita. Ambil dan angkat derajatmu di dunia dan akhirat.

Kita tidak tau seperti apa hidup kita besok. Apa masih bernafas. Kita tidak pernah tau. Tapi kita tau pasti siapa yg menentukannya, Allah.

Mohon ampun Agar senantiasa dijaga dari segala niat kotor yang tidak diketahui. Dijauhkan dari semua kebusukan niat yang tidak mampu dihilangkan sendiri.

Disadarkan dari segala kesalahan niat-niat sebelumnya.

Semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan dan kesempatan untuk membangun, memperbaiki dan menyegerakan niat.

Ikutilah perintah-Nya. Allah akan mendidikmu. Memberimu ilmu melalui kekuasaan-Nya. Banyak cara Allah membaguskan hamba-hamba-Nya. Banyak cara Allah menjadikan seorang hamba terangkat tinggi sebab niat dan ketaataan mereka. Memberi bobot kalimat laa ilaha illaLlah kedalam hidup kemudian.

Mulailah membaguskan diri dalam ketaaan. Berilmu, ber-Islam, berdakwah dan berani menanggung segala risikonya. Jaga nyali. Jangan bunuh diri.

(Faisal Lohy)