Untuk mencapai sesuatu harus diperjuangkan dulu. Seperti mengambil buah kelapa, dan tidak menunggu saja seperti jatuh durian yang telah masak.
Mohammad Natsir
Untuk mencapai sesuatu harus diperjuangkan dulu. Seperti mengambil buah kelapa, dan tidak menunggu saja seperti jatuh durian yang telah masak.
Mohammad Natsir
Masyumi pada awalnya didirikan 24 Oktober 1943 sebagai pengganti MIAI (Madjlisul Islamil A'laa Indonesia) karena Jepang memerlukan suatu badan untuk menggalang dukungan masyarakat Indonesia melalui lembaga agama Islam.
Masyumi pada zaman pendudukan Jepang belum menjadi partai namun merupakan federasi dari empat organisasi Islam yang diizinkan pada masa itu, yaitu Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan Umat Islam, dan Persatuan Umat Islam Indonesia.[12] Setelah menjadi partai, Masyumi mendirikan surat kabar harian Abadi pada tahun 1947.
Nahdlatul Ulama kemudian ke luar dari Masyumi melalui surat keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada tanggal 5 April 1952 akibat adanya pergesekan politik di antara kaum intelektual Masyumi yang ingin melokalisasi para kiai NU pada persoalan agama saja.
Hasil penghitungan suara pada Pemilu 1955 menunjukkan bahwa Masyumi mendapatkan suara yang signifikan dalam percaturan politik pada masa itu.[20] Masyumi menjadi partai Islam terkuat, dengan menguasai 20,9 persen suara dan menang di 10 dari 15 daerah pemilihan.
Pada 1960, sejumlah pimpinan Masyumi turut terlibat pemberontakan saat pemerintahan Orde Lama melawan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia atau PRRI yang ingin memisahkan diri dari pemerintahan Republik Indonesia yang dipimpin Sukarno.
sehingga Masyumi dibubarkan paksa dan para anggota senior, termasuk Buya Hamka,[24] turut dipenjara karena dianggap terlibat dalam pemberontakan.
Setelah Soeharto lengser, kemudian Dewan Dakwah sebagai kelanjutan dari Masyumi melakukan musyawarah besar seluruh Indonesia di Jakarta pada 1998.
Salah satu keputusannya adalah mengamanatkan Dewan Dakwah untuk melaksanakan Kongres Umat Islam Indonesia. Salah satu tujuannya adalah untuk merehabilitasi dan mendirikan partai Masyumi.
Dari proses tersebut lahirlah Partai Politik Islam Indonesia Masyumi yang akhirnya mengikuti Pemilu 1999.
Sejumlah petinggi Komite Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) mendeklarasikan kembali berdirinya Partai Masyumi hari ini (7 November), bertepatan dengan 75 tahun peringatan berdirinya partai tersebut.
Ketua Komite Eksekutif Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Ahmad Yani resmi terpilih sebagai Ketua Umum Partai Masyumi 'Reborn'.
Abdullah mengatakan Majelis Syuro memiliki kewenangan untuk memilih Ketum. Ia mengatakan terdapat banyak pertimbangan hingga mengangkat Ahmad Yani sebagai Ketum Masyumi.