Galakkan Pendidikan Politik

December 25, 2025

Catatan AKBAR MUZAKKI ketika membezuk ustadzUHAMMAD JAZIR:

Pesan Ustasz Jazir: “Galakkan Pendidikan Politik”

Kemarin petang, saya, Mas Fauzil Adhim, dan Mas Suwahya diizinkan Allah mengunjungi Ustadz Muhammad Jazir, atau yang biasa kami panggil Mas Jazir, yang sedang diuji Allah dengan sakit. Nafasnya tersengal-sengal, wajahnya keletihan seperti kurang tidur, di hidungnya terpasang selang oksigen.

Namun, begitu selesai mendoakan kesembuhannya dan kami bertanya, “Ada pesan apa Mas?”
semangatnya seperti terbakar.
Laki-laki yang hampir 40 tahun lalu adalah pemuda yang membangkitkan Masjid Jogokariyan dan meng-ASEAN-kan buku IQRO’
itu berpesan:

“Kita harus terus menggalakkan gerakan pendidikan politik di kalangan umat Islam. Karena para tokoh politik di tingkat pusat sampai ke daerah sebagian besar tidak memahami, bahwa sesungguhnya ‘Negara Indonesia’ ini adalah gagasan besar umat Islam.
Kita jangan sampai disesatkan oleh pikiran orang-orang sekular, yang tidak menginginkan umat Islam berpikir tentang negara. Sebelum dan selama dijajah Belanda, yang ada di wilayah ini kan negara-negara hasil dari berbagai konflik. Di Jawa saja ada negara Yogyakarta, Paku Alam,
Mangkunegara, Paku Buwana, Sumenep, begitu juga di luar Jawa.
Umat Islam lah yang menggagas agar semua negara itu disatukan
dalam sebuah negara besar bernama Indonesia. Indonesia yang wilayahnya sangat luas dan memiliki banyak potensi ini, dilihat oleh orang yang datang sebagai lahan kosong. Maksudnya kosong dari kedaulatan, dikarenakan umat Islam tidak terdidik politik secara benar, tidak mampu menegakkan kedaulatan. Kepala-kepala daerah, yang rendah pendidikan politiknya, menjadi penguasa-penguasa yang
berebut menjual aset negara. Akhirnya tanah-tanah negara kita itu menjadi milik orang lain. Makanya jamaah masjid dan para santri itu
فَس ِ يرُوا۟ فِى ٱلأ ْ َرْض ِ فَٱنظُرُوا۟ كَيْف َ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلم ْ ُكَذِّبِينَ :harus
“Maka berjalanlah kalian di muka bumi, maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (kebenaran).” (Potongan Al-
Quran surah Āli Imrān ayat 137)

Supaya tahu, bahwa kita berkuasa penuh atas wilayah-wilayah kita. Kita telah dibentuk oleh pikiran kaum sekular Indonesia, seperti di Palestina.
Kaum sekularnya tidak mengambil jalan yang benar qital (perang).
Mereka mudah diadu domba dengan para pejuangnya sendiri yang ingin merebut kedaulatan. Di Indonesia, para pemimpin partai tipenya tipe kompromistik, sehingga kekuatan partai itu dibiayai oleh para pemilik modal, hasilnya bersatunya penguasa dan pengusaha. Maka pimpinan partai kaya, pejabat kaya, pengusaha makin kaya, tapi rakyat tetap miskin. Lalu ada penguasa luar yang kekuatan modalnya lebih besar menjadi pengendali semuanya. Itulah makanya Kongres Umat Islam Pertama (7 November 1945 di Yogyakarta) salah satu judulnya “Kapitalisme Berdosa Dan Bersatulah Kaum Melarat”. Maka kita sebagai orang melarat, harus bersatu untuk melawan Kapitalisme itu.
Maka ada lagu begini..”

Mas Jazir tiba-tiba mengepalkan tangan kanannya lalu menyanyikan
Mars “Majulah Sukarelawan”:

Bulat semangat, tekad kita
Barisan Sukarelawan Indonesia
Berpegang sangkur siap bertempur
Tiap tantangan kita lawan pantang mundur, (hey!)

Awas Imperialis durhaka
pasukan rakyat kita kuat perkasa
Ini dadaku mana dadamu
Kamu menyerang kita ganyang jadi abu

Ayolah kawan buruh tani, pemuda dan angkatan kita
Maju melawan siap senjata dan cukupkan sandang pangan
Pastilah menang, pastilah menang, pasti menang Revolusi ’45

Belum sempat bait terakhir itu beliau nyanyikan, azan Maghrib
berkumandang dari Masjid Jogokariyan. Kami pun pamit.
Yogyakarta, 5 Jumadil Akhir 1447
Dzikrullah W. Pramudya

𝙋𝙚𝙩𝙖 𝙄𝙙𝙞𝙤𝙡𝙤𝙜𝙞 𝙋𝙖𝙧𝙩𝙖𝙞 𝙋𝙤𝙡𝙞𝙩𝙞𝙠 𝙙𝙖𝙣 𝙋𝙞𝙡𝙞𝙝𝙖𝙣 𝙈𝙖𝙨𝙮𝙖𝙧𝙖𝙠𝙖𝙩 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙋𝙚𝙢𝙞𝙡𝙪 2029

𝙋𝙚𝙩𝙖 𝙄𝙙𝙞𝙤𝙡𝙤𝙜𝙞 𝙋𝙖𝙧𝙩𝙖𝙞 𝙋𝙤𝙡𝙞𝙩𝙞𝙠 𝙙𝙖𝙣 𝙋𝙞𝙡𝙞𝙝𝙖𝙣 𝙈𝙖𝙨𝙮𝙖𝙧𝙖𝙠𝙖𝙩 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙋𝙚𝙢𝙞𝙡𝙪 2029 𝘼𝙝𝙢𝙖𝙙 𝙈𝙪𝙧𝙟𝙤𝙠𝙤 𝘿𝙤𝙨𝙚𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝙋𝙚𝙣𝙜𝙖𝙢𝙖𝙩

Galakkan Pendidikan Politik

Catatan AKBAR MUZAKKI ketika membezuk ustadzUHAMMAD JAZIR: Pesan Ustasz Jazir: “Galakkan Pendidikan Politik” Kemarin petang,