Guru, Pilar Bangsa: Suara Adnin Armas tentang Kesejahteraan dan Martabat Pendidikan

November 26, 2025

 

partaimasyumi.id-Jakarta, 26 November 2025 — Peringatan Hari Guru tahun ini tidak hanya menjadi momentum refleksi atas jasa para pendidik, tetapi juga panggilan untuk memperbaiki nasib mereka. Wakil Ketua Umum Partai Masyumi, Adnin Armas MA., menegaskan bahwa kualitas pendidikan suatu bangsa sangat ditentukan oleh bagaimana negara memperlakukan gurunya.

“Suatu bangsa akan besar dan hebat jika pendidikan di negara tersebut peduli terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Guru adalah inti dari proses pendidikan tersebut,” ujar Adnin dalam komentarnya. Adnin mengaitkan penghormatan terhadap guru dengan tradisi peradaban Islam. Menurutnya, guru bahkan sangat mulia karena perannya membekali murid dengan ilmu yang menyelamatkan dari kesesatan ideologi dan membimbing menuju kehidupan akhirat. “Murid yang berhasil tidak terlepas dari peran guru,” tegasnya.

Pernyataan ini mengingatkan kembali pada pandangan klasik Islam yang menempatkan guru sebagai penjaga akal dan moral, bukan sekadar pengajar pengetahuan teknis. Maka seiring dengan peringatan Hari Guru, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) mengumumkan kebijakan peningkatan tunjangan guru honorer sebesar Rp 400 ribu. Adnin menyambut baik langkah ini. “Kebijakan meningkatkan tunjangan guru naik Rp 400 ribu sangatlah baik dan layak diapresiasi,” katanya.

Namun, ia berharap jumlah tersebut bisa lebih besar lagi agar guru honorer dapat lebih fokus berdedikasi tanpa terbebani masalah ekonomi. “Harapannya tunjangan tersebut bisa lebih besar dari Rp 400 ribu, agar guru honor semakin bisa fokus untuk berdedikasi,” tambahnya.

Selain soal honor, Adnin menyoroti beban administrasi yang kerap menyita waktu guru. Menurutnya, pengurangan beban administrasi sangat relevan agar guru memiliki kesempatan untuk “mengisi baterai keilmuan” dan tidak terjebak dalam rutinitas birokrasi. “Fungsi utama guru adalah mendidik murid, bukan sekadar mengurus administrasi,” ujarnya.

Komentar ini mencerminkan keresahan banyak guru di lapangan yang merasa waktu mereka lebih banyak tersita untuk laporan dan dokumen ketimbang mendidik. Menurut Adnin, guru bukan sekadar profesi, melainkan pilar utama peradaban. Kesejahteraan mereka adalah investasi jangka panjang bagi bangsa. Dalam konteks global, negara-negara maju menempatkan guru sebagai profesi bergengsi dengan dukungan finansial dan sosial yang kuat. Indonesia, menurut Adnin, harus bergerak ke arah itu jika ingin menjadi bangsa besar.