Shaum DanIbadahRamadhan Rasulullah SAW (12) AL-QUR’AN Sebagai Penjelasan Umum

March 12, 2025

SHAUM DAN IBADAH RAMADHAN RASULULLAH SAW (12)
AL-QUR’AN SEBAGAI PENJELASAN UMUM

Abdullah Hehahamahua

Alhamdulillah, kita berjumpah lagi. Harapanku, amalan shaum kita, tidak hanya sekadar menahan lapar dan dahaga. Namun, ucapan, pandangan, pendengaran, ayunan tangan, dan derap langkah kita, ikut berpuasa.

Konsekwensi logisnya, kerja-kerja harian kita senantiasa menjadikan Al-Qur’an sebagai Penyejuk, Hakim, Pelipur Hati, dan Petunjuk bagi kita. Salah satu indikatornya, sudah banyak juzuk Al-Qur’an yang ditadarusi.

Penulis, dalam seri 11 sebelumnya, mengkomunikasikan fungsi utama yang pertama dari Al-Qur’an sebagai PETUNJUK. Malam ini, dikomunikasikan fungsi utama kedua dari Al-Qur’an, yakni sebagai PENJELASAN. Namun, PENJELASAN itu sendiri, ada yang bersifat umum dan yang bersifat khusus.

Penulis, dengan pemikiran, pemahaman, penghayatan, dan perilaku seperti itu, mengkomunikasikan seri ke-12 ini dengan subtema: Al-Qur’an sebagai Penjelasan Umum.

Al Qur’an sebagai Penjelasan Umum

Allah SWT sendiri melalui wahyu-Nya menetapkan, Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia:

“Maka, hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam sesuai) fitrah (dari) Allah yang telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan dalam ciptaan Allah (tersebut). Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui..” (QS Ar Ruum: 30).

Ayat ini menjadi bukti, Islam merupakan ajaran yang sempurna. Namun, kandungan Al-Qur’an, ada yang bersifat umum. Sebab, Allah SWT menghargai ciptaan-Nya sendiri yang bernama akal, qalbu, dan pancaindera.
Maknanya, Allah SWT sendiri yang menginginkan hamba-Nya memfungsikan onderdil tubuh berupa akal, qalbu, dan pancaindera tersebut. Sebab, manusia adalah khalifah yang bertugas mengeksplorasi bumi dan isinya dalam pengabdiannya terhadap Allah SWT.

Manusia, agar tidak salah dalam eksplorasi bumi dan pengabdiannya, perlu merujuk Al-Qur’an, khususnya yang berkaitan dengan ayat-ayat qauniyah. Apalagi, mengenai pendidikan, politik, dan ekonomi. Inilah ideologi Islam.
Namun, Islam bukan ideologi. Sebab, Islam adalah dinullah, ciptaan Allah SWT. Walau bagaimana pun, Islam punya aspek-aspek ajaran yang kemudian dikenal sebagai ideolgi.

Konsekwensi logisnya, ada perbedaan prinsip di antara ideologi sekuler dan ideologi islam. Sebab, ideologi sekuler digambarkan dalam sebuah segitiga sama sisi yang ketiga puncaknya terdiri dari: politik, ekonomi, dan seni.
Pada waktu yang sama, ideologi Islam, di puncak segitiga yang sama, ada pilar pendidikan, politik, dan eknomi.

Perbedaan penting lainnya, ideologi sekuler, hampa udara dalam inti segitiganya. Ideologi Islam, ruang tengah segitiga, berisi aqidah. Maknanya, ketiga pilar: pendidikan, politik, dan ekonomi, bersumber dan berasaskan aqidah Islam (QS Al Ikhlas: 1 – 4).

Al-Qur’an sebagai Penjelasan mengenai Pendidikan

Ramadhan disebut sebagai bulan tarbiyah. Sebab, dalam bulan ini, Al-Qur’an pertama kali diturunkan ke langit bumi. Rasulullah SAW, dalam kontek ini, menerima wahyu pertama yang berisi perintah: “Menuntut Ilmu.”

“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabb-mu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabb-mulah Yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS Al Alaq: 1 – 5).

Pendidikan dalam Islam secara kurikuler meliputi aspek-aspek: pengajaran; keluarga, budaya, sains, dan teknologi. Namun, aplikasinya dalam masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, bak jauh panggang dari api.
Sebab, ditinjau dari aspek kualitas, posisi Indonesia berada di peringkat kelima Asia Tenggara. Ini karena, “Human Developement Indeks” (HDI) Indonesia, tahun 2024, hanya 75,02 dari nilai 100.
Konsekuensi logisnya, Indonesia berada di belakang Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand. Bahkan, IQ rerata penduduk indonesia, tahun 2024, hanya 78,49. Dampak negatifnya, Indonesia berada di rangking 127 dari 197 negara yang disurvei.
Tragisnya, dari 1.500-an koruptor yang ditangkap KPK sejak 2004, sebanyak 86% adalah sarjana. Ada S1, S2, S3, bahkan profesor. Maknanya, secara statistik, pendidikan nasional Indonesia melahirkan koruptor.

Penyebab utamanya, silabi, kurikulum, materi terurai, metode, dan target pendidikan, tidak mengikuti wahyu pertama, Surah Al Alaq ayat 1 – 5 di atas.
Konsekwensi logisnya, pemerintah dan masyarakat harus menerapkan kembali secara murni dan konsekwen silabi, kurikulum, materi terurai, métode, dan target pendidikan menurut Allah SWT dan Rasul-Nya.

Kurikulum Pendidikan Islam

Pendidikan dapat berhasil jika silabi, kurikulum, materi terurai, dan metodenya, baik dan benar. Al-Qur’an menetapkan, aqidah merupakan mata pelajaran pertama dan utama dalam pendidikan Islam. Sebab, wahyu pertama dimulai dengan perintah “bacalah dengan nama Rabb.’ Mengapa harus membaca, dimulai dengan menyebut nama Rabb.? Sebab, Dia (Rabb) yang menciptakan manusia dari segumpal darah seperti bunyi ayat pertama surah Al Alaq.

Konsekuensi logisnya, pelajaran kedua dalam kurikulum pendidikan Islam adalah ilmu hayat yang mengajarkan segala sesuatu sehubungan dengan tubuh manusia. Tubuh manusia itu sendiri terdiri dari jasmani dan rohani. Keduanya harus dipelihara dengan baik. Aplikasinya, tubuh harus disuplai makanan dan minuman yang sehat.

Maknanya, manusia harus bercocok tanam agar bisa memeroleh makanan dan buah-buahan. Dampak positifnya, lahirlah ilmu pertanian. Namun manusia juga harus mengonsumsi protein, vitamin, dan lemak. Dampak positif lanjutannya, lahir ilmu perikanan dan peternakan. Muncullah pelbagai ilmu dan sains.

Manusia dalam usaha mendapatkan makanan, minuman, sayuran, buah, dan vitamin, perlu alat transportasi. Dampak positifnya, lahir alat transportasi mulai dari sepeda, motor, mobil, kapal sampai pesawat terbang. Muncullah pelbagai teknologi.

Manusia, selain jasmani juga punya rohani. Konsekuensi logisnya, jiwa atau rohani juga harus disuplai makanan. Jiwa manusia yang sehat perlu asupan nonmaterial, baik berupa shalat, shaum, tadarus Al Qur’an, akhlak, maupun dakwah secara umum. Bahkan, ada pula yang dikenal dengan ilmu jiwa.

Simpuĺan

1. Fungsi utama Al Qur’an yang kedua adalah PENJELASAN yang dalam seri ini mengkomunikasikan pendidikan Islam berdasarkan wahyu pertama. Targetnya, lahirlah ilmuan, yang menurut Al-Qur’an:

“Hamba-hamba Allah yang paling takut kepada-Nya, hanyalah para ulama (QS Fathir: 28). Mereka adalah pribadi yang beraqidah, berilmu pengetahuan, berketerampilan, berkemampuan, dan berakhlak mulia.

2. Pendidikan dalam rangka mencapai target Al Alaq ayat 1 – 5 di atas maka hendaknya Pemerintah dengan Pengelola pendidikan menggunakan kurikulum terpadu. Ia terdiri dari ilmu-ilmu: aqidah, hayat, alam, akhlak, da’wah, dan IT.

Marilah, mulai malam ini, kita fungsikan seoptimal mungkin ramadhan sebagai bulan tarbiyah. Aplikasinya, kita mulai mengtadabburi Al Qur’an. Tidak lagi sekedar tadarus seperti 10 hari sebelumnya. Targetnya, kita bisa tampil sebagai pemenang medali taqwa pada 1 Syawal nanti. In syaa Allah !!! (Depok, 11 Maret 2025)