⚠️𝗙𝗲𝗻𝗼𝗺𝗲𝗻𝗮 𝗠𝗶𝘀𝗶𝗼𝗻𝗮𝗿𝗶𝘀 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗠𝗲𝗻𝘆𝗮𝗺𝗮𝗿 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝗨𝗹𝗮𝗺𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝗨𝘀𝘁𝗮𝗱𝘇 𝗱𝗶 𝗜𝗻𝗱𝗼𝗻𝗲𝘀𝗶𝗮: 𝗔𝗻𝗰𝗮𝗺𝗮𝗻 𝗧𝗲𝗿𝘀𝗲𝗹𝘂𝗯𝘂𝗻𝗴 𝘁𝗲𝗿𝗵𝗮𝗱𝗮𝗽 𝗔𝗸𝗶𝗱𝗮𝗵 𝗨𝗺𝗮𝘁

𝗣𝗲𝗻𝗱𝗮𝗵𝘂𝗹𝘂𝗮𝗻

Indonesia merupakan negeri dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia. Dengan jumlah pemeluk Islam yang sangat besar, negeri ini menjadi sasaran empuk bagi berbagai upaya misionaris dan agenda global yang berusaha melemahkan kekuatan Islam dari dalam.

Salah satu metode paling berbahaya adalah penyamaran misionaris sebagai ulama atau ustadz. Mereka tampil dengan simbol-simbol Islam, berbicara dengan bahasa umat, bahkan mengutip ayat dan hadis, tetapi sesungguhnya menyebarkan racun yang mengikis akidah. Fenomena ini bukan sekadar teori konspirasi, melainkan realitas yang sudah berlangsung sejak masa kolonial hingga era modern sekarang.

𝗟𝗮𝘁𝗮𝗿 𝗕𝗲𝗹𝗮𝗸𝗮𝗻𝗴 𝗛𝗶𝘀𝘁𝗼𝗿𝗶𝘀

𝟭. 𝗠𝗮𝘀𝗮 𝗞𝗼𝗹𝗼𝗻𝗶𝗮𝗹 𝗕𝗲𝗹𝗮𝗻𝗱𝗮

Zending Kristen dan misi Eropa masuk ke Nusantara melalui pendidikan, kesehatan, dan sosial.

Mereka mempelajari budaya lokal, bahkan meniru model pesantren untuk mendekati masyarakat.

Tujuan utama: melemahkan Islam dan memisahkan umat dari ulama pejuang.

👉https://www.facebook.com/profile.php?id=61577842723432&mibextid=ZbWKwL

𝟮. 𝗘𝗿𝗮 𝗠𝗼𝗱𝗲𝗿𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗥𝗲𝗳𝗼𝗿𝗺𝗮𝘀𝗶

Munculnya tokoh-tokoh yang berpenampilan Islami, namun pemikirannya condong ke Barat.

Mereka mempopulerkan pluralisme, sekularisme, dan liberalisme.

Strategi baru dilakukan melalui televisi, buku, kampus, hingga media sosial.

𝟯. 𝗘𝗿𝗮 𝗗𝗶𝗴𝗶𝘁𝗮𝗹

Ustadz gadungan muncul dengan branding modern, bahasa populer, dan retorika menarik.

Kontennya sering memelintir ajaran Islam:

Menolak syariat dengan dalih “Islam ramah dan fleksibel”.

Mengaburkan akidah dengan gagasan “semua agama sama”.

Membuat umat lebih cinta nasionalisme sekuler daripada ukhuwah Islamiyyah.

𝗠𝗼𝗱𝘂𝘀 𝗢𝗽𝗲𝗿𝗮𝗻𝗱𝗶

1. 𝗣𝗲𝗻𝘆𝗮𝗺𝗮𝗿𝗮𝗻 𝗜𝗱𝗲𝗻𝘁𝗶𝘁𝗮𝘀

Mengenakan peci, jubah, bahkan menghafal ayat dan doa.

Mengaku sebagai ustadz atau guru agama tanpa sanad keilmuan yang jelas.

2. 𝗠𝗲𝗻𝗴𝗮𝗯𝘂𝗿𝗸𝗮𝗻 𝗔𝗷𝗮𝗿𝗮𝗻

Mengajarkan versi Islam yang “dipotong-potong” sesuai kepentingan Barat.

Menggiring opini bahwa syariat sudah tidak relevan di zaman modern.

3. 𝗠𝗲𝗻𝘆𝗲𝗯𝗮𝗿 𝗜𝗱𝗲𝗼𝗹𝗼𝗴𝗶 𝗕𝗮𝗿𝗮𝘁

Menggaungkan pluralisme ekstrim, demokrasi absolut, dan pemisahan agama dari politik.

Menolak jihad, khilafah, dan hukum hudud.

4. 𝗠𝗲𝗻𝘆𝗲𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗨𝗹𝗮𝗺𝗮 𝗦𝗲𝗷𝗮𝘁𝗶

Mencap ulama lurus sebagai radikal, kolot, atau anti-perubahan.

Mendorong umat untuk meninggalkan majelis ilmu yang benar.

𝗗𝗮𝗹𝗶𝗹 𝗞𝗲𝘄𝗮𝘀𝗽𝗮𝗱𝗮𝗮𝗻

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman;

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin-pemimpinmu…” (QS. Al-Māidah: 51)

“Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka).” (QS. An-Nisā’: 89)

Rasulullah ﷺ Bersabda:

“Akan datang suatu kaum yang memakai pakaian kalian, berbicara dengan bahasa kalian, namun hati mereka adalah hati orang-orang asing (munafik).” (HR. Muslim)

“Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud)

𝗦𝘁𝘂𝗱𝗶 𝗞𝗮𝘀𝘂𝘀 𝗞𝗼𝗻𝘁𝗲𝗺𝗽𝗼𝗿𝗲𝗿

𝟭. 𝗨𝘀𝘁𝗮𝗱𝘇 𝗚𝗮𝗱𝘂𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗱𝗶 𝗗𝗮𝗲𝗿𝗮𝗵

Ada kasus orang yang mengaku ustadz, berceramah di masjid, tetapi ternyata bagian dari jaringan misi. Ia mengajarkan konsep “Yesus dalam Islam” dengan bahasa Qur’ani yang dipelintir.

𝟮. 𝗔𝗸𝗮𝗱𝗲𝗺𝗶𝘀𝗶 𝗗𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗺𝗶𝗸𝗶𝗿𝗮𝗻 𝗟𝗶𝗯𝗲𝗿𝗮𝗹

Sejumlah dosen dan penulis berpenampilan Islami, namun mengajarkan pluralisme, sekularisme, dan menolak syariat Islam sebagai hukum. Mempromosikan beasiswa dan KKN mahasiswa Islam kedaerah-daerah pendidikan liberal dan Sekulerisme.

𝟯. 𝗨𝘀𝘁𝗮𝗱𝘇 𝗣𝗼𝗽𝘂𝗹𝗲𝗿 𝗱𝗶 𝗠𝗲𝗱𝗶𝗮 𝗦𝗼𝘀𝗶𝗮𝗹

Beberapa akun menyesatkan anak muda dengan pesan: shalat tidak wajib, jilbab hanya budaya, syariat dianggap penghalang modernitas.

𝟰. 𝗟𝗲𝗺𝗯𝗮𝗴𝗮 𝗦𝗼𝘀𝗶𝗮𝗹 𝗣𝗮𝗹𝘀𝘂

Mengaku sebagai yayasan Islam, memberi bantuan sembako, lalu menyusupkan ajaran misi.

𝗔𝗻𝗮𝗹𝗶𝘀𝗶𝘀 𝗞𝗿𝗶𝘁𝗶𝘀

1. 𝗔𝘀𝗽𝗲𝗸 𝗧𝗲𝗼𝗹𝗼𝗴𝗶𝘀 → Termasuk tasyabbuh (penyerupaan) dan nifaq (kemunafikan).

2. 𝗔𝘀𝗽𝗲𝗸 𝗦𝗼𝘀𝗶𝗮𝗹 → Melemahkan kepercayaan umat terhadap ulama sejati.

3. 𝗔𝘀𝗽𝗲𝗸 𝗣𝗼𝗹𝗶𝘁𝗶𝗸 𝗚𝗹𝗼𝗯𝗮𝗹 → Selaras dengan agenda Barat melemahkan Islam.

𝗦𝗼𝗹𝘂𝘀𝗶 𝗦𝘁𝗿𝗮𝘁𝗲𝗴𝗶𝘀

1. 𝗣𝗲𝗻𝗱𝗶𝗱𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗜𝘀𝗹𝗮𝗺 𝗞𝗮𝗳𝗳𝗮𝗵 → Perkuat pesantren dan majelis ilmu.

2. 𝗧𝗮𝗯𝗮𝘆𝘆𝘂𝗻 → Periksa sanad, guru, dan manhaj ustadz.

3. 𝗨𝗸𝗵𝘂𝘄𝘄𝗮𝗵 𝗜𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝘆𝘆𝗮𝗵 → Jangan terpecah oleh isu furu’.

4. 𝗗𝗮𝗸𝘄𝗮𝗵 𝗗𝗶𝗴𝗶𝘁𝗮𝗹 𝗟𝘂𝗿𝘂𝘀 → Lawan konten ustadz gadungan.

5. 𝗣𝗲𝗺𝗯𝗲𝗿𝗱𝗮𝘆𝗮𝗮𝗻 𝗘𝗸𝗼𝗻𝗼𝗺𝗶 𝗨𝗺𝗮𝘁 → Agar tidak mudah terikat bantuan asing.

𝗞𝗲𝘀𝗶𝗺𝗽𝘂𝗹𝗮𝗻

Misionaris yang menyamar sebagai ulama dan ustadz merupakan ancaman nyata bagi umat Islam di Indonesia. Mereka hadir dengan wajah ramah, kata-kata manis, dan simbol Islam, namun sejatinya membawa agenda penghancuran akidah.

Karena itu, umat Islam harus waspada, memperkuat ilmu, menjaga persatuan, dan setia kepada ulama lurus agar akidah tetap terjaga dan generasi tidak tercerabut dari jati diri Islam.

𝗗𝗮𝗳𝘁𝗮𝗿 𝗣𝘂𝘀𝘁𝗮𝗸𝗮

1. Al-Qur’an al-Karim
2. Shahih Bukhari & Muslim
3. Abu Dawud, Sunan
4. Verkuyl, J. Sejarah Zending di Indonesia
5. Abdullah, Amin. Islam dan Kristen di Indonesia: Dialog atau Misi?
6. Syed Naquib al-Attas. Islam and Secularism
7.Azyumardi Azra. Islam Nusantara: Jaringan Ulama dan Transmisi Islam

𝗦𝗲𝗿𝘂𝗮𝗻 𝗞𝗲𝘄𝗮𝘀𝗽𝗮𝗱𝗮𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗻𝘆𝗲𝗯𝗮𝗿𝗮𝗻 𝗜𝗻𝗳𝗼𝗿𝗺𝗮𝘀𝗶

⚠️ Wahai kaum Muslimin!
Janganlah kita lengah terhadap upaya misionaris yang menyamar sebagai ulama dan ustadz. Mereka masuk dengan wajah ramah, bahasa santun, bahkan simbol Islam, namun sejatinya membawa racun yang menggerogoti akidah umat.

📢 Oleh karena itu:

👉𝗧𝗶𝗻𝗴𝗸𝗮𝘁𝗸𝗮𝗻 𝗶𝗹𝗺𝘂 𝘀𝘆𝗮𝗿𝗶𝗮𝘁 𝗮𝗴𝗮𝗿 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗺𝘂𝗱𝗮𝗵 𝘁𝗲𝗿𝗸𝗲𝗰𝗼𝗵.

👉𝗦𝗮𝗿𝗶𝗻𝗴 𝘀𝗶𝗮𝗽𝗮 𝗴𝘂𝗿𝘂 𝗱𝗮𝗻 𝘂𝘀𝘁𝗮𝗱𝘇 𝗸𝗶𝘁𝗮, 𝗷𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗮𝘀𝗮𝗹 𝗶𝗸𝘂𝘁 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗸𝗮𝗿𝗲𝗻𝗮 𝗽𝗼𝗽𝘂𝗹𝗲𝗿. 𝗔𝗻𝘁𝗶𝘀𝗶𝗽𝗮𝘀𝗶 𝗴𝗲𝗻𝗲𝗿𝗮𝘀𝗶 𝗮𝗴𝗮𝗿 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝘁𝗲𝗿𝗽𝗲𝗻𝗴𝗮𝗿𝘂𝗵 𝗽𝗲𝗺𝗶𝗸𝗶𝗿𝗮𝗻 𝘀𝗲𝘀𝗮𝘁 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗹𝗶𝗻𝗴𝗸𝘂𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗽𝗲𝗻𝗱𝗶𝗱𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗼𝗻𝘁𝗿𝗼𝗹 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗺𝗶𝘀𝗶𝗼𝗻𝗮𝗿𝗶𝘀.

👉𝗦𝗲𝗯𝗮𝗿𝗸𝗮𝗻 𝗶𝗻𝗳𝗼𝗿𝗺𝗮𝘀𝗶 𝗶𝗻𝗶 𝗸𝗲𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗸𝗲𝗹𝘂𝗮𝗿𝗴𝗮, 𝗷𝗮𝗺𝗮𝗮𝗵, 𝗱𝗮𝗻 𝗺𝗮𝘀𝘆𝗮𝗿𝗮𝗸𝗮𝘁 𝗹𝘂𝗮𝘀.

🌐 𝙅𝙖𝙜𝙖 𝙪𝙠𝙝𝙪𝙬𝙖𝙝 𝙄𝙨𝙡𝙖𝙢𝙞𝙮𝙮𝙖𝙝 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙩𝙖𝙥 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙖𝙩𝙪 𝙙𝙞 𝙖𝙩𝙖𝙨 𝙠𝙚𝙗𝙚𝙣𝙖𝙧𝙖𝙣.

#WaspadaMisionaris
#JagaAqidahUmat
#UstadzGadunganBahaya
#UlamaSekulerJauhi
#BentengiGenerasi
#IslamSelamanya
#BahayaSekulerisme
#IslamKaffah
#Viralkan